Feri, warga Desa Juking Pajang Kecamatan Murung mengatakan, sebenarnya BAB di sungai merepotkan. Apalagi jika malam hari dan jarak dari rumah cukup jauh.
Namun, karena di rumah tidak ada sumber air atau belum adanya sarana air bersih sehingga terpaksa masih menggunakan sungai sebagai jamban.
“Di desa kami tidak ada jaringan atau sarana air bersih yang dialirkan ke rumah, sehingga ketersediaan air terbatas hanya untuk keperluan air bersih untuk kosumsi atau mencuci,” tuturnya.
Padahal, katanya, apabila pemerintah termasuk di tingkat desa membangun sarana air bersih yang bisa dialirkan ke rumah tentu masyarakat akan memilih melakukan aktifitas BAB di rumah dan tidak lagi mencemari sungai.
Kepala Dinas Kesehatan Murung Raya dr Suria Siri mengatakan, sampai saat ini mayoritas warga yang bermukim di bantaran sungai memang masih menggunakan sungai untuk BAB. Kondiisi tersebut harus menjadi perhatian serius.
“Kami akan terus sosialisasikan agar masyarakat tidak lagi BAB di sungai. Masyarakat harus pahami ini termasuk harus ada dukungan dari pemerintahan desa untuk menganjurkan masyarakatnya membangun WC di darat,” tuturnya, belum lama ini. post Senin 11/3/2019
]]>